Satgas TNI FHQSU Aktif di Latihan Gabungan RITEX UNIFIL 2025

Satgas TNI FHQSU berperan aktif dalam latihan gabungan RITEX UNIFIL 2025 di Lebanon untuk tingkatkan kesiapsiagaan pasukan perdamaian PBB.

Satgas TNI FHQSU Aktif di Latihan Gabungan RITEX UNIFIL 2025
Pers Satgas FHQSU Berperan Aktif dalam Latihan Gabungan RITEX 2025 UNIFIL
Satgas TNI FHQSU Aktif di Latihan Gabungan RITEX UNIFIL 2025

TOPIKPUBLIK.COM – NAQOURA, 18 Juli 2025 – Personel Satuan Tugas Force Headquarters Support Unit (Satgas FHQSU) Kontingen Garuda XXVI-Q kembali menunjukkan dedikasi tinggi dalam mendukung misi perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan turut berpartisipasi aktif sebagai role player dalam Latihan Gabungan Reserve Integrated Training Exercise (RITEX) 2025, yang digelar oleh J7/Training UNIFIL pada 16–17 Juli 2025 di Naqoura, Lebanon.

Keterlibatan strategis Satgas FHQSU dalam RITEX 2025 ini menjadi wujud konkret kontribusi TNI di misi perdamaian dunia, sekaligus bagian dari upaya meningkatkan kapabilitas operasional dan kesiapsiagaan pasukan perdamaian PBB (UN Peacekeepers) dalam menghadapi skenario kontinjensi di wilayah operasi United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL).

Adapun personel yang tergabung berasal dari kontingen Indonesia (Indo FPU) dan Sri Lanka (Sri FPU) di bawah koordinasi langsung Koorlap Kapten Inf Rino, memainkan peran-peran penting dalam tiga skenario utama latihan, yaitu:

Skenario 1: Bertindak sebagai demonstran, mereka menciptakan simulasi aksi unjuk rasa yang kompleks, menggambarkan dinamika situasi kerusuhan sipil di lingkungan misi perdamaian.

Skenario 2 dan 3: Bertindak sebagai Non-State Actors (NSA) dan UN Civilian, para personel menghadirkan skenario ancaman asimetris dan interaksi sipil yang menantang peserta latihan dalam aspek koordinasi taktis, komunikasi antarunit, serta prosedur force protection UNIFIL.

Latihan gabungan RITEX 2025 ini bertujuan utama untuk:

  1. Menguji pengerahan progresif satuan cadangan di berbagai tingkatan dalam operasi harian UNIFIL.

  2. Meningkatkan pembagian informasi dan pengelolaan komunikasi operasional lintas komando.

  3. Menguji interoperabilitas dan prosedur pelaporan kepada rantai komando, serta efektivitas perintah, kendali, dan koordinasi antarunit taktis.

  4. Menilai efektivitas Standard Tactical Incident Reporting System (STIRS) dan Standard Operating Procedures (SOP) UNIFIL dalam menghadapi potensi ancaman.

  5. Memastikan kesiapan dan interoperabilitas dukungan pasukan cadangan UNIFIL, termasuk sistem komunikasi dan pengambilan keputusan cepat.

  6. Melatih prosedur rantai komando dan koordinasi operasional di semua tingkatan, dari Force HQ, sektor, hingga FCR (Force Commander’s Reserve).

Pelaksanaan latihan RITEX ini mendapat apresiasi dari Chief of Staff (COS) UNIFIL, yang menyampaikan penghargaan atas dedikasi seluruh kontingen dan sinergi antarsatuan dalam menjamin keberhasilan misi latihan, dengan tetap menjunjung tinggi prinsip keselamatan dan keamanan.

Komandan Satgas FHQSU, Kolonel Inf Allan Surya Lesmana, S.Sos., menyatakan rasa bangganya atas kontribusi positif dan profesionalisme prajurit dalam mendukung latihan multinasional ini. “Partisipasi aktif dalam RITEX 2025 adalah bentuk komitmen Satgas FHQSU untuk mendukung UNIFIL dalam meningkatkan kapasitas pasukan perdamaian. Saya bangga karena prajurit kita mampu menjalankan peran mereka secara optimal dan memberi dampak signifikan terhadap efektivitas latihan,” ujarnya.

Di tempat terpisah, Mayor Chiven selaku FP Center Chief UNIFIL menegaskan bahwa pelaksanaan latihan RITEX menjadi langkah strategis untuk memastikan respons cepat dan kesiapsiagaan semua elemen Peacekeepers dalam situasi darurat. Ia juga menyoroti pentingnya simulasi real-time sebagai sarana memperkuat kolaborasi dan koordinasi antar-unit di lingkungan UNIFIL.

Keikutsertaan Satgas TNI FHQSU dalam RITEX 2025 tidak hanya mencerminkan profesionalisme, tetapi juga menjadi bukti komitmen aktif Indonesia dalam mendukung suksesnya misi perdamaian global di bawah naungan PBB. Melalui latihan ini, Satgas FHQSU memperkuat peran diplomatik pertahanan Indonesia di panggung internasional serta meningkatkan kompetensi personel dalam skala multinasional.