Bakar Tongkang 2025: Tradisi 1826 yang Mendunia di Bagansiapiapi

Ritual Bakar Tongkang 2025 di Bagansiapiapi kembali digelar meriah dengan kehadiran tokoh nasional Andrie Wongso dan Andy Chandra. Tradisi budaya Tionghoa sejak 1826 ini menjadi destinasi wisata budaya unggulan Indonesia.

Bakar Tongkang 2025: Tradisi 1826 yang Mendunia di Bagansiapiapi
Ritual Bakar Tongkang, Tradisi Sakral Sejak 1826 Terus Membara di Bagansiapiapi — Andrie Wongso dan Andy Chandra Turun Langsung

TOPIKPUBLIK.COM – BAGANSIAPIAPI, ROHIL – Tradisi budaya Tionghoa paling fenomenal di Indonesia kembali digelar dengan penuh khidmat dan semarak. Ribuan warga Tionghoa dari berbagai daerah, bahkan dari mancanegara, kembali memadati kota Bagansiapiapi, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau, untuk menyaksikan langsung Ritual Bakar Tongkang 2025 yang dijadwalkan berlangsung pada Kamis, 12 Juni 2025.

Kegiatan budaya yang sudah berlangsung sejak tahun 1826 ini menjadi magnet wisata spiritual dan kultural tahunan, dengan menghadirkan dua tokoh nasional—Andrie Wongso, motivator ulung Indonesia, dan Andy Chandra, tokoh hukum nasional, yang turut hadir dalam rangka mendukung pelestarian nilai-nilai luhur bangsa.

Ritual Bakar Tongkang ini bukan hanya sekadar seremoni budaya biasa. Ini adalah warisan sejarah yang sudah berjalan sejak tahun 1826, saat kapal-kapal Tiongkok mendarat pertama kali di Bagansiapiapi. Mereka melakukan pembakaran tongkang sebagai simbol tekad untuk menetap dan tidak kembali ke tanah leluhur. Sejak itu, setiap tahun pada tanggal 16 bulan kelima dalam kalender Tionghoa, ritual ini terus dilestarikan oleh masyarakat Tionghoa di sini,” ujar Andy Chandra, saat diwawancarai pada Rabu (11/06/2025).

Andy menegaskan bahwa ritual bakar tongkang bukanlah sekadar retorika budaya, melainkan praktik spiritual yang diyakini masyarakat dapat mendatangkan keselamatan, kelimpahan rejeki, serta berkah dalam segala urusan.

"Ini adalah keyakinan yang mengakar kuat. Pemerintah pun pernah berupaya mendokumentasikan dan melestarikan ritual ini secara lebih resmi. Kini, bakar tongkang telah menjadi wisata budaya nasional, dengan pengunjung tak hanya dari berbagai provinsi di Indonesia, tetapi juga dari luar negeri," tegasnya.

Tahun ini, perhelatan akbar tersebut akan disaksikan oleh sejumlah pejabat tinggi, antara lain Kapolda Riau, Gubernur Riau, Bupati dan Wakil Bupati Rokan Hilir, serta tokoh-tokoh masyarakat dan pemuka adat. Keberadaan tokoh nasional juga menjadi magnet tersendiri, memberikan nilai tambah dalam penguatan citra bakar tongkang sebagai destinasi wisata budaya unggulan Indonesia.

Di lokasi yang sama, Andrie Wongso, sosok yang dikenal sebagai motivator paling inspiratif di Tanah Air, menyampaikan harapannya agar ritual bakar tongkang dapat terus digaungkan secara nasional dan internasional.

"Ritual ini bukan hanya unik, tetapi memiliki nilai filosofi yang dalam. Spirit dari pembakaran tongkang adalah semangat untuk terus maju tanpa ragu, meninggalkan masa lalu dan berani menatap masa depan. Persaudaraan dan kekompakan yang terlihat dari ribuan orang yang hadir dari berbagai penjuru dunia adalah simbol kuat dari solidaritas budaya, dan ini layak untuk terus diberitakan hingga ke tingkat pusat," ungkap Andrie dengan penuh semangat.

Menurutnya, momentum budaya seperti ini harus menjadi perhatian khusus bagi generasi muda. “Anak-anak muda perlu diberi pemahaman bahwa ini adalah bagian dari jati diri bangsa. Bakar tongkang bukan hanya warisan Tionghoa, tapi warisan Nusantara yang sudah mendarah daging di Bumi Lancang Kuning,” tegas Andrie.

Andy Chandra, yang juga menjadi juru bicara masyarakat Tionghoa Rokan Hilir, menyampaikan harapannya agar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif segera mengajukan ritual bakar tongkang ini ke UNESCO sebagai warisan budaya tak benda dunia.

“Ini bukan sembarang event, tapi satu-satunya di Indonesia—khususnya di Provinsi Riau, Kabupaten Rokan Hilir. Sudah seharusnya mendapat pengakuan internasional,” ucapnya penuh harap.

Ia pun menyampaikan apresiasi khusus kepada Sugianto alias Raja Baut, tokoh lokal yang telah selama bertahun-tahun mendukung penuh terselenggaranya ritual ini.

Tanpa kontribusi tokoh seperti Sugianto, mungkin ritual ini tetap berjalan, tapi tidak akan semegah ini. Partisipasi beliau membuat bakar tongkang menjadi lebih hidup dan terus berkembang,” pungkas Andy, mengakhiri wawancara dengan penuh penghormatan terhadap para pelestari budaya.