Kurban Pasar Cik Puan dan Harapan Pedagang
Pedagang Pasar Cik Puan gelar kurban perdana dan berharap Wali Kota buka kembali akses U-turn untuk tingkatkan kunjungan dan omzet pasar.

TOPIKPUBLIK.COM - PEKANBARU | Ahad, 8 Juni 2025 - Semangat Hari Raya Iduladha tahun ini tak hanya menjadi momen ibadah, tetapi juga menjadi panggung penyampaian aspirasi hidup dan harapan para pedagang pasar tradisional. Di Pasar Cik Puan Pekanbaru, untuk pertama kalinya keluarga besar pedagang pasar menyelenggarakan penyembelihan hewan kurban secara kolektif dengan penuh semangat dan pengorbanan.
Sebanyak 10 ekor sapi, 3 ekor kambing, dan 9 ekor kambing Aqiqah disembelih di halaman gedung lama pasar Cik Puan. Kegiatan yang berlangsung sejak pukul 07.30 WIB ini menjadi catatan penting dalam sejarah pasar tradisional di Pekanbaru.
“Kami menabung dari jauh-jauh hari. Ada yang ada yang lima ribu, sepuluh ribu. Ini bukan sekadar ibadah, tapi bentuk penguatan ukhuwah dan harapan kami untuk bangkit kembali,” ujar Ketua Pedagang Pasar Cik Puan (P3CP), Edi Sabara Manik, S.FIL.I., M.Si.
Namun di balik semarak dan haru penyembelihan hewan kurban, tersimpan keluh kesah mendalam. Para pedagang menyuarakan keresahan atas penutupan U-turn di depan Pasar Cik Puan, yang dinilai telah menjadi penyebab utama merosotnya omzet dan daya beli di kawasan tersebut.
U-turn Ditutup, Pengunjung Turun 50 Persen
Menurut Edi, sejak U-turn di depan rumah makan Sederhana—yang juga berada persis di seberang pasar—ditutup, jumlah pembeli menurun drastis hingga lebih dari 50 persen.
“Dulu pembeli dari Jalan Paus, Jalan Garuda, dan Manggis gampang masuk. Sekarang harus mutar jauh. Banyak yang malas. Mereka bilang, ‘kami mau belanja ke Cik Puan, tapi ribet pulangnya.’ Akhirnya mereka belanja ke tempat lain,” ungkapnya.
Penutupan akses ini, kata Edi, telah berdampak sistemik. Tak hanya pedagang, tapi juga buruh angkut, tukang parkir, janda-janda pedagang, hingga tukang sapu ikut terdampak. “Banyak dari kami sampai ngutang bukan untuk nambah modal, tapi untuk bayar sewa rumah, biaya sekolah anak. Ini menyangkut hidup-mati ekonomi rakyat kecil,” tegasnya.
Apresiasi dan Harapan pada Pemerintah
Kegiatan kurban ini juga dihadiri oleh Wakil Wali Kota, Markarius Anwar, yang tetap menyempatkan diri hadir meskipun tengah berduka atas wafatnya saudara (Abang) beliau. “Kami sangat menghargai kehadiran beliau di tengah duka. Beliau memberikan apresiasi besar terhadap kegiatan ini. Harapan kami, doa dan dukungan beliau juga sampai kepada Bapak Wali Kota,” ujar Edi.
Para pedagang juga tak lupa mengingatkan kembali janji lama Wali Kota Pekanbaru, Bapak Agung, yang pernah disampaikan saat masa kampanye—yakni membuka kembali akses U-turn menuju Pasar Cik Puan. Edi menyampaikan bahwa janji tersebut menjadi secercah harapan bagi para pedagang. “Hari ini kami ingin mengingatkan kembali, Pak. Semangat kami tetap mendukung program pemerintah, tapi jangan biarkan janji itu hanya menjadi kenangan,” ujar Edi.
Solusi dan Argumentasi
Pedagang juga menepis kekhawatiran soal kemacetan sebagai alasan penutupan U-turn. Menurut mereka, semua pedagang kaki lima kini sudah tertata di dalam pasar, dan area parkir telah diperluas.
“U-turn di Haluan Riau, Royal Asnof, Global Bangunan malah diperbesar. Lho, kenapa akses ke pasar yang menopang ribuan rakyat kecil ini malah ditutup?” tanya Edi.
Mereka menegaskan bahwa kemacetan adalah tantangan yang bisa diatur oleh pemerintah, bukan alasan untuk mematikan aktivitas ekonomi masyarakat.
Iduladha dan Seruan dari Rakyat Bawah
Penutupan U-turn disebutkan bahkan berdampak langsung pada penjualan harian. “Cabe tiga karung sekarang cuma satu karung nggak habis. Cabe 150 kilo dulu, sekarang 50 kilo pun susah. Itu bukti nyata,” ujar Edi.
Melalui momen Iduladha ini, pedagang Pasar Cik Puan mengirimkan sinyal kuat kepada pemerintah kota, provinsi, dan aparat terkait: buka kembali U-turn untuk menghidupkan kembali denyut ekonomi pasar tradisional.
“Jika pemerintah serius ingin menjadikan Pekanbaru sebagai kota metropolitan, jangan jadikan rakyat kecil sebagai korban. Jadikan ini sebagai tantangan untuk mensejahterakan, bukan menindas,” pungkas Edi Sabara Manik dengan penuh harap.
Editor: Tim Redaksi Topikpublik.com
Kontak Narasumber: Edi Sabara Manik – Ketua Pedagang Pasar Cik Puan
Lokasi: Gedung Lama Pasar Cik Puan, Kota Pekanbaru, Riau