Kasus DBD di Inhil Capai 179 hingga Mei 2025, Enam Orang Meninggal Dunia

Kasus Demam Berdarah Melanda Kabupaten Indragiri Hilir

Kasus DBD di Inhil Capai 179 hingga Mei 2025, Enam Orang Meninggal Dunia
Kasus DBD di Inhil Capai 179 hingga Mei 2025, Enam Orang Meninggal Dunia

TOPIKPUBLIK.COM - Lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) melanda Kabupaten Indragiri Hilir. Dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), mencatat sejak bulan Januari hingga awal bulan Mei 2025 ini, terdapat sebanyak 179 kasus, dan dimana enam orang diantaranya dilaporkan meninggal dunia.

Lonjakan kasus DBD ini terdistribusi di beberapa bulan terakhir. Data dari Dinkes Inhil menunjukkan rincian kasus bulanan, yakni bulan Februari tersata sebanyak 49 kasus, dimana 2 kasus diantaranya meninggal dunia. Pada bulan Maret tersapat 44 kasus, 3 diantaranya meninggal dunia. Sementara dibulan April terdapat 55 kasus, 1 kasus diantaranya meninggal dunia. Untuk bulan Mei, sampai tanggal 8 Mei, terdata ada 8 kasus.

Menyikapi situasi ini, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Inhil, Rahmi, menyatakan bahwa status Kejadian Luar Biasa (KLB) telah ditetapkan sebelum Hari Raya Idulfitri. Langkah cepat pun diambil dengan menerjunkan tim dari Puskesmas dan Dinkes ke lapangan untuk melakukan penanggulangan dan pencegahan.

"KLB ditetapkan sebelum Lebaran. Tim dari Puskesmas dan Dinkes langsung turun ke lapangan untuk melakukan penanggulangan dan pencegahan," kata Rahmi.

Rahmi mengungkapkan bahwa kasus DBD ini terpusat di tiga kecamatan di Inhil, yaitu Sungai Guntung Kateman, Tembilahan Hulu, dan Kota Baru Keritang.

Upaya penanganan yang intensif sedang dilakukan, meliputi penyelidikan epidemiologi untuk memahami pola penyebaran penyakit dan penyelidikan vektor untuk mengidentifikasi keberadaan nyamuk Aedes aegypti di sekitar lokasi kasus. Area penyelidikan mencakup radius 200 meter dari rumah pasien.

Jika ditemukan warga yang mengalami demam dan terdapat tempat perkembangbiakan nyamuk, tindakan fogging (pengasapan) dan pemberian bubuk abate pada tempat penampungan air segera dilakukan.

"Penyelidikan dilakukan untuk mengetahui apakah ada warga sekitar yang juga mengalami demam dan apakah ada tempat berkembang biak nyamuk di sekitar rumah kasus," jelas Rahmi.

Lebih lanjut, Rahmi mengimbau seluruh masyarakat Kabupaten Inhil untuk berperan aktif dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara mandiri. Ia menekankan pentingnya membersihkan dan menghilangkan potensi tempat penampungan air yang tidak terpakai, seperti kaleng bekas, ban, dan gelas plastik, yang dapat menjadi sarang nyamuk Aedes aegypti.

"Mari bersama menjaga lingkungan agar tidak menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti," pungkas Rahmi.